Home > Sastra

Penyair Shiny Ane El'Poesya: Puisi 'Situs Babel' Pulo Lasman Simanjuntak Gambarkan Perjalanan Rohani

Puisi Pulo Lasman Simanjuntak kali ini menggambarkan perjalanan rohani yang terus-menerus mencari makna dalam struktur dan kekuasaan dunia.
Foto ilustrasi Situs Babel yang dalam prasejarah kitab suci dilambangkan atau metafora kepelesiran zaman Sodom dan Gomora. (Foto: Ist/Lasman Simanjuntak)
Foto ilustrasi Situs Babel yang dalam prasejarah kitab suci dilambangkan atau metafora kepelesiran zaman Sodom dan Gomora. (Foto: Ist/Lasman Simanjuntak)

SASTRA -- Puisi "Situs Babel" karya Penyair Pulo Lasman Simanjuntak (62 Tahun)--yang approved pekan ini-- menggambarkan perjalanan rohani yang terus-menerus mencari makna dalam struktur dan kekuasaan dunia. Demikian dikatakan oleh penyair Shiny Ane El'poesya dalam tulisan di Laman Facebook Poiesis Community & Circle di Jakarta, Rabu (27/3/2024).

"Sebuah narasi tentang keinginan untuk meraih kemerdekaan dari yang dianggap sebagai kekuasaan tertinggi, namun akhirnya terjebak dalam belenggu keangkuhan dan keputusasaan," ujar Shiny.

Pada awalnya, lanjut penyair muda ini, pelaku mencoba untuk menaklukkan langit dengan bangunan megahnya, mencoba merebut kemerdekaan dari yang dianggap sebagai Tuhan.

"Namun, di tengah keangkuhan itu, timbul ketakutan yang mendalam, dan dia mulai menyadari bahwa kebenaran sejati tidak dapat ditemukan dalam penghambaan diri sendiri atau dalam materi," kata Shiny yang karya puisinya telah diterbitkan dalam buku antologi bersama berjudul "Etape Pejalan Larut".

Kemudian, muncullah Raja Nebukadnezar dalam mimpinya, yang melambangkan kekuatan dunia dan penindasan terhadap kebenaran spiritual. Dalam pertempurannya dengan raja ini, pelaku menemukan kekuatan iman yang muncul dari dalam, menentang ketidakadilan dan kemiskinan yang melanda.

Pertumbuhan Utang Piutang

Sementara itu pertanyaan yang diajukan melalui media sosial tentang pertumbuhan utang piutang mencerminkan kegelisahan dan ketidakpuasan terhadap keadaan dunia yang terus berubah dan tidak adil.

"Namun, jawaban yang diberikan oleh orang-orang yang setia pada kebenaran spiritual menegaskan bahwa hanya dengan memuja pencipta langit dan bumi, kita dapat menemukan jawaban yang sejati," ucap Shiny.

Menurut penyair yang telah menulis cerpen eksperimental berjudul " Matahari Es153" dan " Lubang Gelap" ini, perjalanan pelaku membawa mereka ke tempat pembuangan.

"Di mana mereka merasakan penderitaan dan dosa-dosa yang dilakukan oleh orang-orang yang jahat. Namun, mereka juga menjadi bagian dari pembangunan kembali yang dilakukan oleh Ezra dan Nehemia, menciptakan tembok suci untuk melindungi kebenaran dan keadilan," kata Shiny.

Akhirnya, Situs Babel runtuh, melambangkan keruntuhan dari kebohongan dan kepalsuan yang telah mendominasi.

"Malapetaka yang mengerikan datang sebagai konsekuensi dari dosa dan ketidakbenaran, tetapi juga sebagai peluang untuk memulai kembali dengan benar, membangun fondasi yang kokoh atas kebenaran dan iman," pungkas Shiny.

Baca selanjutnya...

× Image