Menghindari Copet di Negara Ramai Para Wisatawan, Ini Caranya

Banyak traveler mengira pencopetan hanya terjadi pada mereka yang ceroboh, padahal pelakunya semakin terlatih dan tahu persis kapan wisatawan menurunkan kewaspadaan. (Foto: Ilustrasi/Pixabay)
 

JEDADULU.COM -- Berwisata ke luar negeri selalu terasa menyenangkan—penuh pengalaman baru, pemandangan menakjubkan, dan kesempatan mengenal budaya berbeda. Namun, di balik euforia perjalanan, ada satu hal yang sering luput dari perhatian: keamanan diri dan barang bawaan. 

Copet bisa muncul di mana saja, bahkan di destinasi wisata terkenal yang tampak aman. Mereka biasanya bergerak cepat, memanfaatkan kelengahan para turis yang sibuk berfoto atau menikmati suasana. 

Oleh karena itu, penting bagi setiap wisatawan atau traveler untuk mengetahui cara sederhana namun efektif agar terhindar dari aksi pencopetan. Dengan sedikit kewaspadaan dan beberapa trik praktis, kamu bisa menjelajahi kota-kota dunia tanpa rasa khawatir.

Banyak traveler mengira pencopetan hanya terjadi pada mereka yang ceroboh, padahal pelakunya semakin terlatih dan tahu persis kapan wisatawan menurunkan kewaspadaan.

Liburan seharusnya memberi ruang aman untuk menikmati kota, bukan membuat sibuk menjaga barang setiap menit. Di negara dengan arus wisatawan besar seperti Jepang, Korea Selatan, Thailand, Italia, hingga Spanyol, risiko pencopet alias pickpocket memang ada, tapi bisa diminimalkan. Kuncinya bukan paranoid, melainkan mengenali pola dan memakai strategi yang sederhana namun efektif.

Ciri-Ciri Pencopet yang Sering Diabaikan

Mereka bukan sosok gelap dalam bayangan. Banyak pickpocket berpenampilan rapi; beberapa berpura-pura menjadi turis yang tersesat, sebagian lain sibuk memainkan peran “orang baik” yang menawarkan bantuan. Yang membuat mereka sulit dikenali adalah cara mereka menyisip di tengah keramaian tanpa menonjol.

Traveler juga perlu waspada pada kelompok kecil yang bergerak seperti tim. Ada yang mengalihkan perhatian, ada yang memperhatikan barang, dan ada yang bertugas mengambil. Pola seperti ini sering muncul di stasiun besar, festival, pasar malam, atau area wisata yang padat. Mereka membaca gerak tubuh wisatawan, dan biasanya menargetkan orang yang tampak terburu-buru, lelah, atau terlalu fokus pada ponsel.

Cara Cerdas Menghindari Pickpocket Saat Traveling

Sebelum masuk ke daftar tipsnya, ada satu hal yang penting untuk diingat: keamanan saat jalan-jalan bukan tentang menjadi orang yang curiga, melainkan tetap sadar akan ruang di sekitar traveler.

1. Gunakan Tas Anti-Theft yang Benar-Benar Aman

Tas anti-theft bukan gimmick. Model yang bagus memiliki ritsleting tersembunyi, lapisan anti-sobek, dan gaya yang memaksa tas menempel pada tubuh. Di kereta bawah tanah Tokyo, pasar malam Bangkok, atau metro Barcelona, tas seperti ini membuat pencopet harus bekerja lebih keras. Dan semakin banyak hal yang menyulitkan mereka, semakin kecil kemungkinan mereka memilih si traveler seperti ini sebagai target.

Saat membawa kamera, paspor, atau uang tunai lebih banyak dari biasanya, tas seperti ini memberi ruang aman yang tidak bisa disediakan oleh tas biasa. Tidak dramatis, hanya praktis.

2. Simpan Barang Berharga di Tempat yang tidak Mudah Diambil

Sebagian besar wisatawan menyimpan dompet di kantong belakang. Ini membuat pencopet tidak perlu usaha besar untuk mengambilnya. Simpan barang penting di money belt atau pouch tipis yang tersembunyi di balik pakaian. Traveler tidak harus memakainya sepanjang waktu, tapi gunakan saat berada di tempat yang ramai atau saat pindah kota.

Saat membuka tas, lakukan di tempat aman. Banyak pencopet mengamati gerakan dari jauh, menunggu momen ketika calon korban membuka tas lebar-lebar tanpa sadar. Satu kebiasaan kecil bisa mengubah hasil perjalanan seorang traveler.

3. Kenali “Distraksi” yang Disukai Pickpocket

Pickpocket paling sering bergerak melalui distraksi. Mereka mengajak bicara, menepuk pundak, atau menciptakan kekacauan kecil seperti menjatuhkan barang atau berpura-pura terbentur. Sementara traveler sibuk memikirkan hal itu, tangan lain bergerak cepat.

Sebagai seorang traveler tidak perlu bereaksi berlebihan. Cukup tempatkan tas di depan tubuh dan rengkuh dengan satu tangan. Gerakan yang tenang, refleks yang sederhana, tapi efeknya besar untuk mencegah kehilangan.

4. Jangan Tunjukkan Barang Berharga Sembarangan

Banyak pencopet tidak langsung mengambil barang; mereka mengamati terlebih dahulu. Mereka menunggu ketika traveler membuka dompet terlalu lama, menaruh ponsel di meja luar ruangan, atau memindahkan barang dari tas besar ke tas kecil tanpa memperhatikan sekitar.

Upayakan agar transaksi berlangsung cepat. Siapkan uang kecil, gunakan pouch serbaguna, dan jauhkan kebiasaan “membuka tas lebar-lebar” di area publik.

5. Perhatikan Lokasi Saat Berhenti atau Foto

Ketika sedang mengambil foto, traveler cenderung tenggelam dalam fokus. Pickpocket tahu itu. Pilih area yang tidak terlalu padat. Kalau meminta tolong orang lain untuk mengambil foto, pilih orang yang juga sedang membawa kamera atau terlihat seperti sesama traveler, bukan orang yang tidak jelas tujuannya.

Hal sederhana seperti ini mengurangi risiko besar. Kamera dan ponsel adalah sasaran utama, dan pencopet bisa berlari dalam dua detik sebelum si korban sempat bereaksi.

6. Pisahkan Uang di Beberapa Tempat

Aturan ini sederhana: jangan letakkan seluruh uang di satu lokasi. Buat tiga lapisan: sedikit di dompet, sedikit di kantong tersembunyi, dan lebih banyak di tempat lain yang sulit diakses. Jika sesuatu terjadi, traveler tidak mengalami kerugian penuh.

Banyak peserta paket tour wisata menggunakan teknik ini karena pemandu sering memberi peringatan area mana yang rawan pencopetan. Dengan begitu, pergerakan lebih aman dan terarah.

Sebagian besar pencopetan terjadi bukan karena korban ceroboh, tapi karena mereka tidak menyadari pola yang bekerja di sekitar mereka. Ketika paham bagaimana pickpocket bergerak, seorang traveler bisa menghindarinya tanpa mengurangi kenikmatan liburan. Traveler tetap bisa menikmati pemandangan kota, kuliner khas, dan suasana malam tanpa terus-menerus merasa terancam.


(***)