Home > Sastra

Mengenang 40 Hari Wafatnya Prof Abdul Hadi WM: Gerakan Angkatan 70, Sastra Sufi, dan Kembali ke Akar

Abdul Hadi WM memiliki prinsip penting dalam hidupnya yang ia perjuangkan dari awal hingga akhir yaitu jembar atau lapang dada.

Acara juga diisi dengan tayangan profil Prof Abdul Hadi WM. Pada kesempatan itu, Isbedy Stiawan ZS memberikan kesaksian tentang kiprahnya dan mengusulkan agar Abdul Hadi WM mendapat gelar sebagai Guru Penyair Indonesia, sebagaimana Sutardji mendapat julukan sebagai Presiden Penyair Indonesia.

Dalam sambutannya, Ketua Panitia Nanang R Supriyatin mengatakan, kegiatan 40 hari wafatnya Abdul Hadi WM adalah bagian dari penghormatan atas sumbangan dan dedikasi almarhum pada kesusasteraan.

Nanang Supriyatin--yang juga seorang penyair--mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu terwujudnya kegiatan, terutama kepada 14 komunitas yang tergabung dalam kepanitiaan bersama, yakni Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), Komunitas Forum Sastrawan Indonesia (FSI), Komunitas Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI), Komunitas Sastra Reboan, Komunitas Satarupa (Perempuan Pekerja Seni), Komunitas Lukisan Daun & Kopi Teddy Arte.

Salah satu penampil dalam acara
Salah satu penampil dalam acara "Mengenang 40 hari Wafatnya Penyair, Sastrawan, dan Budayawan Prof. Abdul Hadi WM" di Teater Kecil, Kompleks Pusat Kesenian Jakarta (PKJ), Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta Pusat, Senin (26/2/2024). (Foto: istimewa)

Kemudian Komunitas Literasi Betawi (KLB), Komunitas Srikandi (Komunitas Seni Budaya), Komunitas Literasi Kompasiana (LitKom), Komunitas Sastra Jakarta Timur (KSJT), Komunitas Istana Puisi, Komunitas Cakra Budaya Indonesia, Komunitas Planet Senen,Forum Literasi Muda, serta Komunitas RK Production.

Acara berlangsung cukup meriah, namun syahdu dengan dihadiri anggota komunitas, penggiat sastra dan budaya, mahasiswa serta masyarakat umum.

Berikut adalah salah satu karya puisi Prof Abdul Hadi WM, seorang Penyair, Sastrawan, Budayawan, Akademisi, dan Ahli Filsafat.

TUHAN, KITA BEGITU DEKAT

Tuhan

Kita begitu dekat

Sebagai api dengan panas

Aku panas dalam apimu

Tuhan

Kita begitu dekat

Seperti kain dengan kapas

Aku kapas dalam kainmu

Tuhan

Kita begitu dekat

Seperti angin dengan arahnya

Kita begitu dekat

Dalam gelap

Kini aku nyala

Pada lampu padammu.

(Kontributor: Lasman Simanjuntak)

× Image