Mengenang 40 Hari Wafatnya Prof Abdul Hadi WM: Gerakan Angkatan 70, Sastra Sufi, dan Kembali ke Akar
Acara juga diisi dengan tayangan profil Prof Abdul Hadi WM. Pada kesempatan itu, Isbedy Stiawan ZS memberikan kesaksian tentang kiprahnya dan mengusulkan agar Abdul Hadi WM mendapat gelar sebagai Guru Penyair Indonesia, sebagaimana Sutardji mendapat julukan sebagai Presiden Penyair Indonesia.
Dalam sambutannya, Ketua Panitia Nanang R Supriyatin mengatakan, kegiatan 40 hari wafatnya Abdul Hadi WM adalah bagian dari penghormatan atas sumbangan dan dedikasi almarhum pada kesusasteraan.
Nanang Supriyatin--yang juga seorang penyair--mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu terwujudnya kegiatan, terutama kepada 14 komunitas yang tergabung dalam kepanitiaan bersama, yakni Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), Komunitas Forum Sastrawan Indonesia (FSI), Komunitas Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI), Komunitas Sastra Reboan, Komunitas Satarupa (Perempuan Pekerja Seni), Komunitas Lukisan Daun & Kopi Teddy Arte.
Kemudian Komunitas Literasi Betawi (KLB), Komunitas Srikandi (Komunitas Seni Budaya), Komunitas Literasi Kompasiana (LitKom), Komunitas Sastra Jakarta Timur (KSJT), Komunitas Istana Puisi, Komunitas Cakra Budaya Indonesia, Komunitas Planet Senen,Forum Literasi Muda, serta Komunitas RK Production.
Acara berlangsung cukup meriah, namun syahdu dengan dihadiri anggota komunitas, penggiat sastra dan budaya, mahasiswa serta masyarakat umum.
Berikut adalah salah satu karya puisi Prof Abdul Hadi WM, seorang Penyair, Sastrawan, Budayawan, Akademisi, dan Ahli Filsafat.
TUHAN, KITA BEGITU DEKAT
Tuhan
Kita begitu dekat
Sebagai api dengan panas
Aku panas dalam apimu
Tuhan
Kita begitu dekat
Seperti kain dengan kapas
Aku kapas dalam kainmu
Tuhan
Kita begitu dekat
Seperti angin dengan arahnya
Kita begitu dekat
Dalam gelap
Kini aku nyala
Pada lampu padammu.
(Kontributor: Lasman Simanjuntak)