Home > Serba Serbi

Kesalahan Atribusi: Teori yang Menjelaskan Mengapa Orang Merasa tak Pernah Salah

Seseorang yang sukses dalam ujian menganggap itu bukti kecerdasan, tetapi jika gagal, mereka mungkin menyalahkan faktor eksternal seperti kesulitan soal atau gangguan selama ujian.
(Fritz Heider, Pencetus Konsep Atribusi)
(Fritz Heider, Pencetus Konsep Atribusi)

Teori atribusi dicetuskan oleh Luthans (2005), membahas tentang cara individu memahami penyebab dan motif perilaku, baik orang lain maupun diri sendiri. Teori ini menggabungkan kekuatan internal dan eksternal dalam mengevaluasi perilaku.

Penelitian tentang bias atribusi didasarkan pada teori atribusi yang bertujuan menjelaskan bagaimana orang menciptakan makna tentang perilaku, baik orang lain maupun diri sendiri. Teori ini menekankan penggunaan informasi dari lingkungan sosial untuk memberikan penjelasan sebab akibat atas suatu peristiwa, serta mengapa orang yang berbeda dapat menafsirkan peristiwa yang sama secara berbeda.

Psikolog Fritz Heider memperkenalkan konsep atribusi dalam bukunya "The Psychology of Interpersonal Relations" pada tahun 1958, yang menjadi dasar bagi penelitian lebih lanjut tentang teori atribusi dan bias atribusi. Heider mengemukakan bahwa orang cenderung membedakan antara perilaku yang disebabkan oleh disposisi pribadi dan kondisi lingkungan atau situasional.

Selanjutnya, pada tahun 1965, psikolog sosial Edward E. Jones dan Keith Davis memperluas konsep ini dengan teori inferensi koresponden, yang menyatakan bahwa perilaku seseorang mencerminkan karakteristik kepribadian yang stabil, bukan faktor situasional.

Mereka menunjukkan bahwa kondisi tertentu, seperti niat, keinginan sosial, dan dampak perilaku, dapat memengaruhi kecenderungan kita untuk membuat kesimpulan koresponden tentang perilaku seseorang.Harold Kelley, seorang psikolog sosial terkenal, kemudian mengusulkan model kovariasi pada tahun 1973 untuk menjelaskan cara orang membuat atribusi. Model ini menyoroti tiga faktor penting: konsensus, konsistensi, dan kekhasan, yang mempengaruhi apakah seseorang akan membuat atribusi disposisional atau situasional terhadap perilaku.

Baca selanjutnya...

× Image