Parasu yang masih berusia 10 tahun terus memendam dendam begitu dalam semenjak kematian kedua orang tuanya. Ia pun berambisi menuntaskan dendamnya kepada orang-orang Mata Angin, perguruan kanuragan milik Dewa Penjuru Angin. Termasuk pada sosok yang mengkhianati orang tuanya, Jagabaya Rodra.
Namun, kakek sekaligus guru Parasu, Lintang Abang, justru ingin membawa cucunya terus bersembunyi dari orang-orang Mata Angin hingga prahara di Kediri berakhir. Seusai penguasa ajian Tapak Liman itu melewati berbagai tragedi, ia tak lagi bisa membedakan, siapa penjahat dan siapa pahlawannya. Apalagi selama ini pertempuran demi pertempuran hanyalah ambisi untuk mengekalkan sebuah kekuasaan. Sementara, para pendekar serta rakyat jelata selalu menjadi tumbal.
Lintang Abang berpikir tak perlu memusingkan semua itu jika bisa menanggalkan kehidupannya sebagai seorang pendekar. Ia pun tak ingin cucunya terus memendam dendam dan melawan guru Lintang Abang, Dewa Penjuru Angin. Tapi, sanggupkah Lintang Abang mencegah ambisi Parasu untuk tidak membalaskan dendam?
Silakan baca kelanjutan kisahnya di
https://www.goodnovel.com/id/book_info/31000136038/Perang/Titimangsa-Parasu
